Kegiatan pawai ogoh-ogoh gabungan antar desa Sukodadi, Jedong, Pandanrejo, Petung Sewu, dan Mendalanwangi kecamatan Wagir
berlangsung meriah pada hari Jumat (tanggal 28 Maret 2025 ). Tradisi tahunan yang menjadi bagian dari rangkaian Hari Raya Nyepi ini menarik perhatian ribuan warga yang berbondong-bondong menyaksikan keunikan dan kreativitas ogoh-ogoh yang diarak di sepanjang rute pawai.
berlangsung meriah pada hari Jumat (tanggal 28 Maret 2025 ). Tradisi tahunan yang menjadi bagian dari rangkaian Hari Raya Nyepi ini menarik perhatian ribuan warga yang berbondong-bondong menyaksikan keunikan dan kreativitas ogoh-ogoh yang diarak di sepanjang rute pawai.
Dalam pawai kali ini, Desa Sukodadi menampilkan 36 ogoh-ogoh hasil karya warga dari lima dusun, yng ada di Desa Sukodadi kecamatan Wagir . Setiap dusun berlomba-lomba menciptakan ogoh-ogoh yang tidak hanya artistik, tetapi juga sarat makna filosofis.
Pawai dimulai dari Pura Dharmayasa, tempat berkumpulnya peserta dari lima desa. Suasana penuh semangat dan antusiasme terasa sejak pagi, saat para peserta mulai mempersiapkan ogoh-ogoh mereka. Setiap ogoh-ogoh diarak dengan penuh semangat melewati rute yang telah ditentukan, yaitu dari Pura Dharmayasa menuju simpang empat Dusun Jamuran, kemudian melintasi jalan depan Perum Panorama Garden, dan berakhir di Dusun Losari, Desa Sidorahayu, tempat pembakaran ogoh-ogoh dilaksanakan.
Selama perarakan, warga yang menyaksikan memenuhi sisi-sisi jalan untuk memberikan dukungan dan mengabadikan momen dengan ponsel mereka. Para peserta juga memperlihatkan atraksi unik, termasuk tarian tradisional dan hentakan musik gamelan yang menggema sepanjang rute pawai.
Kehadiran Tokoh dan Aparat Desa
Kegiatan pawai ini tidak hanya dihadiri oleh warga setempat, tetapi juga oleh sejumlah tokoh penting dari Desa Sukodadi dan Kecamatan Wagir. Di antara tamu yang hadir adalah Bhabinkamtibmas Desa Sukodadi, Bapak Mujianto, yang turut memantau jalannya pawai untuk memastikan keamanan dan kelancaran acara. Selain itu, Babinsa Desa Sukodadi juga hadir bersama Kepala Desa Sukodadi, Bapak Wahyudi, beserta jajaran pemerintah desa Sukodadi dan Relawan SE kecamatan Wagir.
Partisipasi aktif relawan se-Kecamatan Wagir juga memberikan kontribusi besar dalam memastikan pawai berjalan tertib dan aman. Mereka membantu mengatur lalu lintas, memberikan informasi kepada warga, serta mendampingi peserta pawai sepanjang perjalanan.
Makna dan Filosofi Ogoh-Ogoh
Ogoh-ogoh yang diarak pada pawai kali ini tidak hanya menjadi simbol kreativitas masyarakat, tetapi juga mengandung nilai-nilai filosofis mendalam. Dalam tradisi Hindu Bali, ogoh-ogoh melambangkan kekuatan negatif atau Bhuta Kala yang harus disucikan dan dimusnahkan menjelang Hari Raya Nyepi. Setelah diarak, ogoh-ogoh akan dibakar sebagai simbol penghancuran energi negatif agar kehidupan di masa mendatang lebih bersih dan harmonis.
Setiap ogoh-ogoh yang diarak memiliki desain unik, mulai dari sosok raksasa yang menyeramkan hingga tokoh-tokoh mitologi Hindu. Beberapa ogoh-ogoh yang mencuri perhatian adalah ogoh-ogoh berbentuk Naga Basuki, Garuda, dan sosok Rangda dengan detil yang sangat rumit.
Penutupan dan Prosesi Pembakaran
Pawai ini mencapai puncaknya di Dusun Losari, Desa Sidorahayu, tempat semua ogoh-ogoh dikumpulkan untuk prosesi pembakaran. Suasana khidmat menyelimuti lokasi tersebut saat prosesi dimulai dengan doa bersama yang dipimpin oleh pemangku Pura Dharmayasa. Setelah itu, satu per satu ogoh-ogoh dibakar hingga menjadi abu, melambangkan pemusnahan sifat-sifat buruk dan pembaruan diri menjelang Nyepi.
Warga yang menyaksikan prosesi ini larut dalam suasana keheningan, menyadari makna mendalam dari tradisi yang dilestarikan turun-temurun ini. Banyak warga yang berdoa dan bermeditasi di sekitar lokasi pembakaran sebagai bentuk refleksi dan introspeksi diri.
Apresiasi dan Harapan
Setelah prosesi selesai, Kepala Desa Sukodadi, Bapak Wahyudi, memberikan apresiasi kepada seluruh warga dan peserta pawai yang telah berpartisipasi dengan penuh semangat dan tanggung jawab. Ia berharap tradisi ini akan terus dilestarikan oleh generasi muda agar nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya tidak hilang ditelan zaman.
Bhabinkamtibmas Desa Sukodadi, Bapak Mujianto, juga mengapresiasi pelaksanaan pawai yang berlangsung aman dan tertib. “Kami sangat bangga melihat antusiasme masyarakat dalam menjaga tradisi sekaligus menciptakan suasana yang aman dan nyaman bagi semua pihak,” ujarnya.
Kesimpulan
Pawai ogoh-ogoh gabungan antar desa di Kecamatan Wagir ini tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga memperkuat semangat kebersamaan dan persaudaraan antarwarga. Dengan keunikan dan kemeriahan yang ditampilkan, kegiatan ini diharapkan dapat terus menjadi bagian penting dari tradisi masyarakat Sukodadi dan sekitarnya, membawa pesan damai dan harmonis dalam setiap perayaannya.
Tags
keagamaan