Pertemuan Kader Kesehatan Desa Jedong : Memperkuat Peran Kader Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat


Malang – Para kader kesehatan Desa Jedong berkumpul dalam pertemuan rutin yang diselenggarakan di Gedung Posyandu Jedong. Kegiatan tersebut dihadiri oleh seluruh kader kesehatan desa, perawat desa, dan bidan desa. Pertemuan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kader kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat serta membahas permasalahan dan tantangan yang dihadapi di lapangan.  

Membangun Sinergi untuk Pelayanan Kesehatan yang Lebih Baik
Pertemuan kader kesehatan ini diadakan sebagai bentuk koordinasi dan sinergi antara tenaga kesehatan desa dengan para kader yang menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat. Dalam sambutannya, bidan desa menyampaikan apresiasi kepada para kader yang selama ini telah berperan aktif dalam mendukung berbagai program kesehatan, seperti kegiatan posyandu, pemantauan ibu hamil, pemberian imunisasi, hingga edukasi tentang pola hidup sehat.  

“Peran kader sangat penting dalam menjaga kesehatan masyarakat. Kader adalah jembatan antara layanan kesehatan formal dan warga, sehingga komunikasi yang baik antara kita semua akan membawa dampak positif bagi pelayanan kesehatan di Desa Jedong,” ujar bidan desa tersebut.  

Pembahasan Program Kesehatan Prioritas 
Dalam pertemuan ini, sejumlah program kesehatan prioritas dibahas, antara lain:  

1. Peningkatan Pelayanan Posyandu 
   Kegiatan posyandu menjadi salah satu topik utama. Kader kesehatan diminta untuk terus memantau tumbuh kembang balita di desa dan melaporkan jika ada anak yang mengalami masalah gizi, seperti stunting atau gizi kurang. Selain itu, pelayanan posyandu diharapkan dapat semakin ramah dan menarik bagi masyarakat, dengan memberikan edukasi kesehatan kepada ibu-ibu yang hadir.  

2. Pencegahan Stunting dan Edukasi Gizi  
   Mengingat stunting masih menjadi isu kesehatan yang perlu perhatian serius, para kader kesehatan diberikan pembekalan tentang pentingnya asupan gizi seimbang bagi ibu hamil, bayi, dan balita. Bidan desa menekankan bahwa pencegahan stunting harus dimulai sejak masa kehamilan dengan memantau kondisi ibu dan janin secara rutin.  

3. Pemantauan Ibu Hamil dan Lansia  
   Selain fokus pada balita, pertemuan ini juga membahas pemantauan kesehatan ibu hamil dan lansia. Kader diminta untuk memastikan ibu hamil rutin melakukan pemeriksaan kehamilan di fasilitas kesehatan. Sementara itu, lansia juga diharapkan tetap mendapatkan pelayanan kesehatan melalui program posyandu lansia.  

4. Peningkatan Edukasi Kesehatan 
   Edukasi kesehatan menjadi salah satu upaya preventif untuk mencegah penyakit di masyarakat. Dalam kesempatan ini, perawat desa memberikan materi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, mencuci tangan dengan sabun, dan membiasakan pola hidup sehat guna mencegah penyakit menular seperti diare, DBD, dan infeksi saluran pernapasan.  

Diskusi dan Solusi atas Tantangan di Lapangan
Setelah membahas program-program kesehatan, sesi diskusi digelar untuk mendengar masukan dan kendala yang dihadapi oleh para kader di lapangan. Beberapa kader mengungkapkan bahwa tantangan utama adalah masih rendahnya kesadaran sebagian masyarakat untuk memanfaatkan layanan kesehatan, terutama posyandu.  

Sebagai solusi, bidan dan perawat desa mengajak para kader untuk lebih aktif melakukan sosialisasi dan pendekatan persuasif kepada warga. Selain itu, kader juga diharapkan dapat berkolaborasi dengan tokoh masyarakat dan RT/RW setempat agar pesan-pesan kesehatan bisa lebih mudah diterima oleh warga.  

Penguatan Peran Kader sebagai Agen Perubahan 
Dalam pertemuan tersebut, bidan desa kembali menegaskan bahwa kader kesehatan memiliki peran strategis sebagai agen perubahan di masyarakat. Kader diharapkan tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kegiatan kesehatan, tetapi juga menjadi motivator yang mampu menggerakkan warga untuk hidup sehat.  

“Kader adalah pilar penting dalam sistem kesehatan di desa. Dengan penguatan kapasitas dan kerja sama yang solid, kita bisa menciptakan Desa Jedong yang lebih sehat, bebas dari stunting, dan terlindung dari penyakit menular,” ujar bidan desa menutup pertemuan.  

Harapan dan Langkah ke Depan  
Melalui pertemuan ini, diharapkan karena sekarang posyandu sudah menjadi posyandu ILP maka tidak ada pengotak"an antara kader balita dan kader lansia.Karena sudah menjadi satu yaitu Kader kesehatan. Dan semua kader diharapkan bisa mengerjakan di tiap -tiap pos semua kegiatan yang ada di posyandu. 
Harus ada buku rollingan Kader, jadi setiap dua bulan sekali kader di rolling tugas nya.
Harus ada buku Notulen untuk kegiatan di pos masing-masing .
Setelah ketua posyandu Desa Jedong  ikut pelatihan di Murnajati tentang posyandu ILP maka Ketua Posyandu langsung menerapkannya, kebetulan posyandu Jurang wugu 2 menjadi contoh posyandu ILP ini .Dan Posyandu Jurang Wugu sudah dua bulan ini melakukan kegiatan rollingan Kader.
Jadi kader lansia dan balita juga melakukan kegiatan rolling kader , sehingga kader balita bisa mengerjakan tugas lansia , begitu juga dengan kader lansia bisa juga mengerjakan tugas sebagai kader balita, sehingga harapannya semua kader itu bisa mengerjakan langkah - langkah Kegiatan yang ada di Posyandu.
Diharapkan semua kader bisa mengerjakan di tiap-tiap langkah, yaitu mulai dari langkah ke-1 sampai langkah yang ke -5.
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال