Malang, 16 April 2025— Dalam semangat kasih dan kebersamaan yang menjadi ciri khas umat Katolik, khususnya dalam perayaan Paskah, ibu-ibu dari Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) lingkungan Santo Ignatius, Paroki Santo Yohanes Pemandi Janti, Malang, menunjukkan kepedulian mereka terhadap Worokawuri yang biasa disebut dengan Para Lansia . Dengan penuh semangat dan cinta, mereka menyiapkan bingkisan tanda kasih sebagai bentuk perhatian dan penghargaan atas para sesepuh yang telah memberikan teladan hidup dalam iman.
Persiapan Bingkisan yang Penuh Makna
Kegiatan ini telah direncanakan sejak beberapa minggu sebelum Paskah. Ibu-ibu WKRI berkumpul di rumah ibu Tita, Desa Genengan kecamatan Pakisaji untuk menyusun rencana dan membagi tugas. Ada yang bertugas mencari dan membeli kebutuhan isi bingkisan, ada yang fokus pada proses pengemasan, dan ada pula yang mengurus pendataan para lansia penerima bingkisan.
Semua Bingkisan itu dipilih dengan penuh perhatian agar benar-benar bermanfaat bagi para lansia. Tak lupa, setiap bingkisan juga dilengkapi dengan kartu ucapan Paskah dan, berisi doa dan harapan agar para worokawuri senantiasa diberkati dan semoga paskah ini membawa kita harapan baru.
Pembagian Bingkisan dengan Sentuhan Kasih
Pembagian bingkisan dilaksanakan pada perayaan Paskah Lansia , sesudah Misa Paskah di Greja Katolik Santo Yohanes Pemandi Janti Malang. Bingkisan akan bagikan secara langsung ke masing-masing lansia dalam pertemuan perayaan Paskah sederhana namun penuh makna.
Kehadiran para ibu tidak hanya membawa bingkisan, tetapi juga membawa kehangatan dan obrolan ringan yang menyenangkan hati para lansia. Momen ini menjadi waktu yang berharga bagi mereka untuk saling berbagi cerita dan pengalaman hidup dalam iman.
Menghidupi Semangat Paskah dengan Tindakan Nyata
Ketua Lingkungan Santo Ignatius, Bapak Benediktus Supriyadi, mengapresiasi kegiatan ini sebagai wujud nyata dari semangat Paskah. “Perayaan Paskah bukan hanya tentang misa dan perayaan liturgi saja, tetapi bagaimana kita membawa sukacita kebangkitan Kristus dalam tindakan kasih kepada sesama. Apa yang dilakukan oleh ibu-ibu WKRI ini adalah bentuk nyata dari cinta kasih Kristiani.”
Semangat kebersamaan dan gotong royong yang ditunjukkan oleh ibu-ibu WKRI ini menjadi contoh yang menginspirasi seluruh umat lingkungan, khususnya dalam merawat relasi sosial dan iman di tengah tantangan zaman.
Harapan untuk Paskah dan Masa Depan
Dalam setiap kegiatan sosial, selalu tersimpan harapan akan masa depan yang lebih baik. Demikian pula dalam kegiatan ini, para ibu WKRI berharap bahwa Paskah kali ini bukan hanya menjadi perayaan seremonial, melainkan juga momentum untuk memperbarui semangat saling mengasihi dan peduli terhadap sesama, terutama yang lemah dan lanjut usia.
“Semoga Paskah ini membawa kita semua harapan baru. Harapan bahwa kita tidak berjalan sendiri, harapan bahwa cinta kasih akan selalu menemukan jalannya, dan harapan bahwa kebangkitan Kristus juga membangkitkan semangat kita untuk melayani,” tutur Ibu Nasiah (Ibu Supriyadi ) ketua WKRI lingkungan Santo Ignatius.
Menyemai Kasih, Menuai Berkat
Dengan kegiatan sederhana ini, ibu-ibu WKRI lingkungan Santo Ignatius telah menyemai benih kasih dalam komunitas. Mereka percaya bahwa setiap tindakan kecil yang dilakukan dengan cinta memiliki dampak besar bagi orang lain. Para worokawuri merasa diperhatikan, dan komunitas semakin erat dalam kebersamaan.
Kegiatan ini diharapkan menjadi tradisi tahunan yang tidak hanya mempererat tali persaudaraan, tetapi juga menjadi sarana pembelajaran iman yang hidup dan nyata bagi generasi muda di lingkungan tersebut.