Wagir, Malang – Sebuah kegiatan sosial penuh makna berlangsung di Desa Sitirejo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, di mana para penyandang disabilitas mendapatkan perhatian khusus melalui kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Disabilitas. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang pemeriksaan kesehatan rutin, tetapi juga simbol kolaborasi antara masyarakat dan dunia pendidikan, khususnya melalui keterlibatan mahasiswa dari Universitas Insan Budi Utomo (IBU) Malang.
Pelayanan Kesehatan Khusus untuk Penyandang Disabilitas
Posyandu Disabilitas yang diadakan pada Senin (15/4/2025) ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada penyandang disabilitas di Desa Sitirejo. Layanan yang diberikan meliputi pemeriksaan kesehatan dasar, pengecekan tekanan darah, status gizi, hingga konsultasi kesehatan ringan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (ibu Eva) dan Kader.
Yang menjadikan kegiatan ini istimewa adalah pendekatan yang ramah disabilitas. Para kader Posyandu telah mendapatkan pelatihan sebelumnya untuk bisa berkomunikasi dengan baik dan memberikan pelayanan yang inklusif. Hal ini mencerminkan keseriusan desa dalam memastikan bahwa warga disabilitas juga mendapatkan hak yang sama dalam layanan kesehatan.
Mahasiswa Universitas IBU Malang Turut Berperan Aktif
Kegiatan ini menjadi lebih semarak dengan hadirnya para mahasiswa dari Universitas Insan Budi Utomo (IBU) Malang. Para mahasiswa yang tergabung dalam program Pengabdian Masyarakat ini datang sebagai relawan untuk membantu jalannya kegiatan Posyandu. Mereka tidak hanya membantu dalam administrasi dan teknis kegiatan, tetapi juga menjadi jembatan komunikasi antara para kader dengan warga disabilitas yang hadir.
“Kami merasa bangga bisa ikut berkontribusi langsung di tengah masyarakat. Ini menjadi pengalaman berharga bagi kami, terutama dalam belajar tentang pentingnya empati dan pelayanan yang inklusif,” ujar salah satu mahasiswa Universitas IBU yang ikut serta dalam kegiatan.
Selain membantu teknis pemeriksaan, para mahasiswa juga menggelar berbagai aktivitas interaktif seperti menggambar, mewarnai, dan bermain bersama anak-anak disabilitas. Kegiatan ini disambut antusias oleh para peserta dan orang tua mereka, yang merasa senang karena anak-anak mereka bisa mendapatkan perhatian khusus dan suasana yang menyenangkan.
Sinergi Pemerintah Desa, Kader, Bhabinkamtibmas dan Lembaga Pendidikan
Kepala Desa Sitirejo, Bapak Buwang Suharja menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap semua pihak yang telah terlibat dalam kegiatan ini. Menurutnya, Posyandu Disabilitas merupakan bentuk konkret dari komitmen desa dalam mewujudkan desa inklusif.
“Kami menyadari bahwa penyandang disabilitas memiliki hak yang sama dalam pelayanan kesehatan dan sosial. Oleh karena itu, kami akan terus mengadakan kegiatan seperti ini secara rutin dan berkelanjutan. Kehadiran mahasiswa dari Universitas IBU juga sangat membantu dan memberi semangat baru dalam kegiatan ini,” ungkapnya.
Sementara itu, perwakilan dari Puskesmas Wagir, Perawat dan Bidan desa menambahkan bahwa kegiatan ini juga menjadi momen untuk melakukan pendataan kesehatan warga disabilitas secara lebih akurat. Data tersebut nantinya akan menjadi dasar dalam perencanaan layanan kesehatan dan intervensi yang lebih terarah.
Harapan untuk Kegiatan Berkelanjutan
Kegiatan Posyandu Disabilitas ini diakhiri dengan pembagian PMT dan vitamin bagi para peserta. Ada beberapa orang tua yang merasa bersyukur karena anak-anak mereka bisa mendapatkan pelayanan tanpa harus jauh-jauh ke pusat kesehatan.
Dari kegiatan ini, muncul harapan besar agar kegiatan serupa bisa terus dilakukan secara berkala. Pihak desa berencana untuk menjadikan Posyandu Disabilitas sebagai program tetap yang masuk dalam agenda pelayanan sosial tahunan.
Pihak Universitas Insan Budi Utomo sendiri menyampaikan komitmennya untuk terus mendukung program-program sosial seperti ini. Melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) atau Pengabdian Masyarakat, mahasiswa akan terus diturunkan untuk membantu desa-desa dalam membangun pelayanan yang inklusif dan berkelanjutan.
Penutup
Kegiatan Posyandu Disabilitas di Desa Sitirejo menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara pemerintah desa, lembaga kesehatan, masyarakat, dan institusi pendidikan dapat menghasilkan dampak sosial yang besar. Dengan pendekatan yang inklusif dan penuh kasih, desa ini telah menunjukkan bahwa setiap warga, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik atau intelektual, memiliki hak yang sama untuk hidup sehat dan bermartabat.
Semoga kegiatan serupa dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia untuk terus mengembangkan pelayanan kesehatan yang ramah disabilitas dan membangun masyarakat yang lebih inklusif.