" Warga Gereja Katolik St.Yohanes Pemandi Janti Malang Meriahkan Perarakan Minggu Palma "


Janti, 13 April 2025 — Umat Katolik di seluruh dunia memperingati Minggu Palma sebagai awal dari Pekan Suci, tak terkecuali umat Paroki Santo Yohanes Pemandi Janti. Pada Minggu pagi yang cerah, halaman gereja dipenuhi umat yang antusias mengikuti perarakan Minggu Palma yang merupakan simbol masuknya Yesus ke Yerusalem dengan penuh kemuliaan.

Perayaan ini menjadi momen istimewa bagi umat warga Greja katolik Santo Yohanes Pemandi Janti, yang hadir dan mengikuti seluruh rangkaian Misa dan perarakan dengan penuh kesungguhan.


Suasana Khidmat dan Meriah Sejak Pagi Hari

Sejak pukul 07.00 WIB, halaman Gereja Santo Yohanes Pemandi Janti mulai dipadati oleh umat yang membawa daun palma. Mereka datang bersama keluarga dan anggota lingkungan masing-masing. Tak sedikit anak-anak kecil tampak ceria membawa salib kecil dari daun palma, sementara para lansia tetap semangat berdiri mengikuti perarakan.

Para petugas liturgi, misdinar,  mengenakan busana liturgi sesuai warna Minggu Palma, yakni merah. Bendera liturgi berkibar diiringi lagu-lagu pujian yang menggema, menambah suasana semarak namun tetap khusyuk.


Makna Perarakan dalam Tradisi Katolik

Perarakan Minggu Palma bukan sekadar kegiatan simbolis, tetapi merupakan peringatan akan peristiwa ketika Yesus dielu-elukan oleh masyarakat Yerusalem sebelum Ia mengalami sengsara dan wafat di salib. Perarakan ini menjadi lambang dari iman umat Katolik yang menyambut kehadiran Kristus dalam hidup mereka.

Romo Kris, yang memimpin perayaan, menjelaskan dalam homilinya bahwa daun palma melambangkan kemenangan dan harapan. “Kita tidak hanya menyambut Yesus sebagai Raja Damai, tetapi juga mempersiapkan diri untuk memasuki minggu yang penuh makna akan kasih pengorbanan,” ujar beliau.


“Saya selalu merasa damai setiap kali mengikuti Minggu Palma, “Momen ini bukan hanya tradisi, tapi juga pengingat untuk membuka hati kepada Tuhan dan sesama. Perarakan dari halaman gereja ke dalam gereja seperti perjalanan hidup kita menuju ke dalam kasih Tuhan,” ujar bapak Supri ,selalu ketua lingkungan Santo Ignatius. Kebetulan panitia yang bertugas kegiatan ini adalah lingkungan Santo Ignatius.

Bagi ketua lingkungan Santo ignatius, Bapak Supri, perarakan Minggu Palma juga menjadi waktu untuk merenungkan kembali semangat pelayanan dan pengorbanan. Ia aktif dalam kegiatan lingkungan dan kerap terlibat dalam doa bersama serta kegiatan sosial.


Keterlibatan Komunitas dan Kaum Muda

Tak hanya umat dewasa, perayaan Minggu Palma kali ini juga diwarnai partisipasi dari Muda Mudi Katolik yang turut ambil bagian dalam tugas  perarakan Minggu Palma ini.

“Kami ingin menanamkan semangat Pekan Suci sejak dini kepada anak-anak,” ujar Bapak Edy salah satu pengurus Lingkungan Santo Ignatius.



 Kegiatan ini dirancang agar semua umat merasa terlibat dan memiliki makna spiritual yang mendalam.”


Harapan Menjelang Pekan Suci

Dengan berakhirnya perarakan dan Misa Minggu Palma, umat kini bersiap memasuki Pekan Suci, dimulai dari Kamis Putih, Jumat Agung, hingga Minggu Paskah. Momen Minggu Palma menjadi pembuka yang kuat dan penuh makna, mengajak setiap umat untuk merenungi kasih Allah yang besar melalui sengsara Kristus.

Romo Kris dalam penutup Misa mengajak seluruh umat untuk menjadikan Pekan Suci sebagai waktu pertobatan dan penguatan iman. “Mari kita jalani pekan ini dengan semangat baru, hati yang bersih, dan niat untuk memperbaiki diri,” tuturnya.


Perayaan Minggu Palma di Gereja Katolik Santo Yohanes Pemandi Janti menunjukkan semangat kebersamaan, kekhidmatan, dan cinta yang hidup dalam komunitas. Bagi warga lingkungan Santo Ignatius momen ini tak hanya menjadi rutinitas tahunan, melainkan perjumpaan rohani yang memperdalam relasi dengan Tuhan dan sesama.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال